Type Here to Get Search Results !

TUAN TANAH KEDAWUNG


JUDUL FILM                        : TUAN TANAH KEDAWUNG
SUTRADARA                       : L SUDJIO
PRODUSER                          : DICKY SUPRAPTO
CERITA                                  : GANES TH
SKENARIO                           : L SUDJIO
MUSIK                                  : IDRIS SARDI
PRODUKSI                           :  PT.  TIDAR JAYA FILM
TAHUN PRODUKSI           : 1970
JENIS                                     : FILM DRAMA
 PEMAIN                              : SUZANNA, KUSNO SUDJARWADI,TINA MELINDA, FAORUK AFERO, MARULI SITOMPUL, DICKY SUPRAPTO, MARLIA HARDI, AMI PRIYONO, AWALUDIN

SINOPSIS :

Tuan Tanah Kedawung (Awaludin) baru saja di tinggal mati oleh istrinya dengan meninggalkan seorang anak kecil. Ia terlihat sedih mengenangnya.  Namun Istri keduanya Zubaidah (Tina Melinda) menghiburnya dan berjanji akan menjaga anaknya seperti anaknya sendiri meskipun itu hanya sebuah omongan saja. Bahkan meski di hadapan suaminya sendiri baik, namun di belakang Zubaidah menyerahkan anak tuan tanah kedawung Giran(Dicky Suprapto) pada pembantunya Nyai Londe (Marlia Hardi) untuk mengurusnya. Sepeninggal istri pertamanya, Zubaidah menjadi girang. Dengan dibantu oleh Kasir Samirun (Ami Priyono) yang sesungguhnya adalah selingkuhannya, Zubaidah berusaha meracuni Tuan Tanah kedawung secara pelan-pelan agar cepat mati dan ia bisa mengambil hartanya.  Selain daripada itu, Zubaidah juga memiliki seorang anak laki-laki Mirta (Farouk Afero) yang, adik dari Giran. 

Berbagai upaya dilakukan Zubaidah untuk menyingkirkan keluarga Tuan Tanah Kedawung. Selain meracuni suaminya sendiri, ia juga menyuruh centengnya Sarkawi (Kusno Sudjarwadi) untuk menghabisi Giran di kebun kelapa. Namun malang, ketika Sarkawi akan membunuh Giran ia kejatuhan kelapa di kepalanya sehingga ia jatuh pingsan. Gagallah usaha Zubaidah untuk membunuh Giran kali ini. 

Setelah beranjak dewasa, Giran bermaksud menikahi gadis yang ia impikan, Ratna (Suzanna) anak dari Ki Kewot yang meski miskin dan pernah nunggak pembayaran pada tuan tanah kedawung, namun atas kebaikan tuan tanah kedawung Ki Kewot justru di beri uang untuk berobat karena sakit-sakitan. Selain Giran, Ratna secara diam-diam juga di cintai oleh Mirta. Mendengar keinginan kakaknya yang akan menikahi Ratna membuat Mirta cemburu. Ia menyuruh ibunya untuk menggagalkannya. Upaya penggagalan pun dilakukan. Zubaidah menyuruh Sarkawi untuk menculik Ratna. Namun sayang kali ini usahanya dapat di gagalkan setelah Samolo, centeng Giran yang sangat setia menolong Ratna dari sergapan Sarkawi. 

*****
Pesta pernikahan pun berlangsung. Pada saat itulah Zubaidah memberikan racun di minuman suaminya dengan dosis yang cukup tinggi, sehingga ia terbatuk-batuk dan muntah darah. Saat lari kekamarnya, Zubaidah pura-pura panik. Kasir  Samirunyang mengikuti Zubaidah pun pura-pura panik. Namun saat tidak ada siapa-siapa, untuk mempercepat proses kematian Samirun mencekiknya. Sehingga tewaslah ia. 

Pasca kematian tuan tanah kedawung, belumlah usai usaha Zubaidah karena sebelum meninggal, tuan tanah kedawung memberikan kotak wasiat pada Giran untuk disimpannya. Untuk menguasai kotak wasiat yang berisi harta, Zubaidah menyuruh Giran ke Borneo untuk mengurus kebon karet disana.

Kepergian Giran dimanfaatkan Zubaidah untuk menguasai hartanya melalui Ratna. Berbagai upaya ia lakukan termasuk menculik anak Ratna agar ia mau menyerahkan kotak wasiat. Namun setelah Ratna menukar dengan kotak wasiat pada Kasir Samirun dan Zubaidah, belum juga anaknya dikembalikan. Akhirnya atas pertolongan Samolo, centeng yang setia, Kotak wasiat dan anaknya Girin dapat di ambil kembali.  Perebutan harta tidak hanya berakhir sampai disini, segala upaya tetap di lakukan oleh Samirun dan Zubaidah, termasuk membakar rumah orang tuah Ratna dan menembak mati ki kewot ayahnya. 

Namun, Samolo tidak tinggal diam. Untuk menyelamatkan keluarga majikannya, ia melawan perbuatan Zubaidah. Sarkawi dan Samirun akhirnya mati terbunuh, sementara Zubaidah yang bersiap-siap mengamankan kotak wasiat harus menemui nasib buruk setelah Samolo datang, mukanya menghantam kaca dan menjadi buruk, demikian juga anaknya Mirta. Meski Samolo berhasil menumpas Samirun dan Sarkawi namun ia juga harus membayar mahal dengan kebutaan yang dideritanya.
*****
Setelah bertahun-tahun di Borneo, akhirnya Giran pun kembali. Namun dalam perjalanan pulang sebelum bertemu Ratna istrinya, ia menemukan Zubaidah dan Mirta dalam kondisi sangat menyedihkan. Keadaan ini dimanfaatkan oleh Zubaidah untuk menghasut Giran, bahwa ia menjadi begitu karena persengkongkolan yang dilakukan oleh Ratna dan Samolo. Juga keadaan rumahnya yang menjadi berantakan dan rusak.  Giran marah, dan segera mencari Ratna untuk memintanya bersujud pada ibunya Zubaidah. Kemarahan Giran tidak terbendung meski Samolo berusaha menjelaskan keadaan yang sebenarnya, namun Giran sudah termakan hasutan. 

Namun Giran akhirnya menyadari setelah Nyi Londe pengasuhnya dimasa kecil menjelaskan keadaan yang sebenarnya. Ia segera mencari Ratna dan Samolo untuk meminta maaf.
Belakangan diketahui kalau Mirta bukanlah anak tuan tanah kedawung,melainkan anak dari Kasir Samirun buah perselingkuhannya setelah Zubaidah secara tidak sengaja membeberkannya.  Zubaidah akhirnya harus menemui ajalnya setelah dicekik oleh Mirta, sementara Mirta sendiri tewas setelah tersambar petir.

Post a Comment

0 Comments
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad