Rano Karno dalam "Selamat Tinggal Masa Remaja"
April 02, 2009
0
Judul Film : Selamat Tinggal Masa Remaja
Skenario : Eddy D Iskandar
Sutradara : Frank Rorimpandey
Produser : Agus Soeroso
Pemain : Rano Karno, Ita Mustafa, Kiki Maria, Tino Karno, Mangara Siahaan, Soekarno M. Noor, Tuti Kirana
Produksi : Jakarta Exotic Film
Tahun Produksi : 1980
Sinopsis :
Film Remaja “Selamat Tinggal Masa Remaja” yang dibintangi oleh Rano Karno dan Kiki Maria yang didasarkan pada Novel laris dengan judul yang sama karangan Eddy D Iskandar. Selamat tinggal masa remaja berkisah tentang drama percintaan antara Andika (Rano Karno) dengan Fitria (Kiki Maria).
Disuatu pesta akhir sekolah, Andika (Rano Karno) terpilih menjadi bintang pelajar. Terpilihnya Andika membuat Soni (Tino Karno) merasa tidak suka, karena dengan sendirinya Andika menjadi bintang diantara teman-temannya dan disukai oleh cewek-cewek sekelasnya termasuk Fitria(Kiki Maria). Fitria menjadi dekat dengan Andika, menyebabkan Soni tidak suka kepada Andika karena memang diam-diam Soni menyukai Fitria. Sedangkan Fitria yang telah dijodohkan dengan Seto (Mangara Siahaan) seorang calon dokter menjadi bimbang, karena merasa masa remajanya dibelenggu.
Erna (Ita Mustafa) adalah teman dekat Fitria yang selalu menjadi teman curhatnya.
Sementara itu papa Fitria (Soekarno M. Noer) merasa tidak suka melihat kedekatan Andika dengan Fitria. Sedangkan Papanya lebih setuju kalau Fitria berhubungan dengan Seto yang memang telah di tunangkan. Papanya bahkan melarang teman-teman laki-lakinya untuk datang kerumahnya termasuk Andika yang paling tidak disukai. Meski Andika adalah bintang pelajar, akan tetapi tetap saja tidak disukai. Sedangkan Seto seorang calon dokter di Bogor, meski kerap di cuekin oleh Tria demikian panggilan akrab Fitria, akan tetapi disikapinya secara dewasa oleh Seto.
Seto meski jauh-jauh datang dari Bogor, akan tetapi meski bisa ketemu dengan Tria, akan lebih sering di cuekin, dan ditanggapi dingin oleh Tria. Diwaktu yang sama Soni menelpon Tria yang diterima oleh papanya, tapi sayang sekali ketika sedan g memberitahukan kalau Tria sudah tunangan, Soni sedang tidak mendengarkan, sehingga sia-sia pula penjelasan papa Tria. Sedangkan Seto buru-buru pulang ke Bogor setelah merasa di cuekin oleh Tria.
**********
Sementara itu Tria tidak masuk sekolah karena sakit. Bersama dengan Erna, Andika datang menengok Tria dirumahnya. Sementara itu Soni juga diam-diam ikut datang kerumah Tria, akan tetapi melihat Andika ada di teras rumah Tria, Soni terlihat cemburu pada Andika dan mengurungkan niatnya untuk menengok Tria. Kedatangan Andika dirumah Tria, diketahui oleh papanya dan Tria dimarahin karena Tria sudah dilarang untuk tidak berteman dengan Andika. Watak papanya yang keras, ternyata tidak didukung oleh mamanya. Sehingga sering kali bersalah paham soal teman-teman laki-laki Tria yang dilarang datang kerumahnya.
Andika belum tahu kalau Tria sudah bertunangan, sehingga Andika berkirim surat untuk mengungkapkan perasaanya yang salama ini dipendam yang dititipkan melalui Erna. Tria terdiam dan gelisah karena mendapatkan surat cinta dari Andika karena bingung akan menjawab apa. Tria pun menjawab surat Andika dan mengungkapkan perasaannya pada Andika yang juga mengaguminya. Setelah membaca surat jawaban dari Tria, Andika lemas. Sedangkan Soni yang mengetahui Tria telah mengirim surat dari Tria, Soni mencari Andika dan menganggap Andika telah merebut Tria darinya, karena Soni menganggap bahwa dialah yang pertama mencintai Tria. Akhirnya Soni dan Andika berkelahi hanya karena rebutan Tria.
Sedangkan Andika kecewa terhadap Tria, karena ia tidak tahu kalau Tria telah ditunangkan. Sedangkan Soni yang biasanya cemburu terhadap Andika menjadi berbaikan dengan Andika. Setelah pengumuman kelulusan tiba, Tria dan Seto akhirnya menikah. Akan tetapi Andika tidak datang dalam pesta pernikahannya.
************
Setelah menikah, Tria bertemu dengan Erna, dan terbongkarlah apa yang selama ini tidak diketahui Tria. Bahwa surat yang diberikan oleh Erna sebenarnya adalah buatan Erna, demikian juga sebaliknya jawaban untuk Andika juga telah diganti oleh Erna. Akan tetapi meski kecewa, Tria tetap tidak menyalahkan tindakan yang telah dilakukan oleh Erna.
Tria akhirnya pindah ke Bogor mengikuti suaminya yang praktek dokter disana.
******
Secara keseluruhan, film ini sih datar-datar saja, meski acting dari para actor pendukungnya tidak diragukan lagi, akan tetapi konflik yang di bangun datar-datar saja.